Blog Archives

Kuliner di Chinatown to Pasar Seni (Kasturi Walk) – Kuala Lumpur, Malaysia

Kali ini aku mau share perjalanan kuliner di Kuala LumpurMalaysia, daerah Chinatown dan Pasar Seni atau Kasturi Walk. Sebetulnya sebagian besar pengalaman kuliner aku di daerah Chinatown (Petaling Street) sudah pernah aku bahas di postingan sebelumnya, bisa teman2 baca di sini http://bit.ly/kulinerpetalingstreet namun waktu jalan kaki pulang dari Chinatown itu, teman lokal kita orang Malaysia sana bilang si tukang burger yang satu ini laris manis dagangannya, katanya sih enak, jadinya aku penasaran dan ikut mengantri untuk cobain.

tampak stall Ramly Burger

Posisinya ada di depan jalan raya, seberangan dengan gedung Kota Raya, adanya persis di samping lampu merah pinggir jalan tersebut. Meskipun adanya di pinggir jalan dan jualannya di gerobakan, stall Ramly Burger ini ramai sekali dipadati orang2 yang mengantri mau beli burgernya. Harga burgernya memang terbilang murah meriah, seperti Burger Lembu Special Ramly ini aku beli seharga RM 3.50 dan dengan extra cheese cukup tambah RM 1 jadi total harganya RM 4.50 saja. Cukup murah bukan? Untuk harga segini murah menurutku boleh juga rasanya, tidak jauh berbeda dengan yang ada di Jakarta. Rotinya lembut dan gak keset saat dimakan. Daging lembunya juga enak. Tapi sayangnya karena kita bawa burger ini untuk take away, waktu buka bungkusnya di kamar hotel, bentuk burger sudah tidak karuan dan saos mayonaisenya berantakan kemana2. Akan lebih enak sih kalau abis beli, langsung dimakan saja jangan take away kaya begini…

Daftar Harga Burger Ramly

Burger Lembu Ala Ramly Burger

Setelah beli Burger di Ramly Burger tadi, kita pun ramai2 jalan kaki ke daerah Pasar Seni. Biasa orang sebut juga dengan Kasturi Walk yang merupakan central market Pasar Seni. Karena datangnya sudah kemaleman, kita hanya menemukan sedikit restoran yang masih buka saat itu. Akhirnya kita mampir ke satu restoran makanan India yang cukup terkenal bagi local people di Malaysia, yaitu restoran Yusoof dan Zakhir. Restoran ini buka 24 jam dan luas sekali area makannya. Local people di Malaysia suka banyak yang makan ke sini, karena selain enak, harganya juga murah meriah. Yang datang kesini bukan hanya orang India, tapi Malaysian local people, dan turis luar negeri bule2 pun banyak yang makan disini.

NestMilo & Tampak Suasana dalam Resto

Malam itu aku pesan minuman yang disebut NestLo seharga RM 2.20. Jangan heran jika menu minuman ini tidak ada di dalam buku menu, karena minuman ini customized dan kebanyakan hanya orang lokal Malaysia saja yang tahu. Minuman ini dibuat dari campuran Nescafe dan Milo hehe.. Boleh juga rasanya ada perpaduan kopi dan milo di dalamnya.

Plain Naan Bread

Untuk makanan, kita pesan Tandoori Chicken seharga RM 6.50 dan Plain Naan Bread seharga RM 2.5. Aku suka sekali dengan daging ayam Tandoori ini. Warnanya agak merah seperti daging ayam panggang charsiu yang biasa aku makan di Jakarta, tekstur dagingnya empuk dan bumbunya enak sekali pas dimakan; harum rempah-rempah begitu terasa. Sedangkan Plain Naan Bread kurang begitu suka karena aku bukan orang yang menyukai roti, jadi buatku Plain Naan Bread ini biasa saja rasanya. Dan bumbu kari yang disajikan sebagai cocolan roti ini kurang kental, cenderung cair dan kurang gurih! Mungkin lidahku yang kurang cocok dengan makanan ini karena ketiga temanku lainnya suka2 aja dengan roti dan karinya. Aku malah lebih suka dengan masakan Kari India di salah satu restoran India yang terkenal di Jakarta, si Samy’s Curry ini http://bit.ly/SCHP2F

Tandoori Chicken

Karena waktu sudah larut malam dan perut kami sudah kekenyangan, akhirnya masing2 dari kami memutuskan untuk kembali ke kamar hotel dan beristirahat. Masih banyak lagi perjalanan kuliner yang akan kami lakukan esok harinya, mau tau kelanjutannya? Stay tune dan tunggu postingan aku berikutnya ya…. Terima kasih banyak bagi teman2 yang sudah mampir ke postingan ini, semoga perjalanan kulinermu pun menyenangkan! Adios! 😀

Kuliner di Petaling Street, Chinatown (Kuala Lumpur, Malaysia)

Yeaaay, akhirnya kesampaian lagi Desember 2012 ini bisa pergi jalan2 dari Jakarta menuju Kuala Lumpur, Malaysia untuk kemudian merayakan Natal di Singapore pada akhir trip kami nanti. Kali ini tempat tinggal kita cukup bagus, lokasinya tepat di atas Bus Station yang paling padat dan ramai dikunjungi orang-orang, yaitu di Ancasa Express Hotel at Pudu Raya Station, level 4. Pemilihan lokasi tinggal di daerah Pudu Raya juga karena daerah ini termasuk paling ramai, strategis dan mudah untuk main ke daerah lain, seperti ke Chinatown kami hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit. 🙂

Dari Bandara menuju ke Pudu Raya Station, kami naik Bus, tiketnya langsung beli di bandara (RM8 per pax). Perlu diperhatikan, bus ini pergi setiap setengah jam atau sejam sekali, jadi yang ingin cepat sampai di hotel sebaiknya jangan sampai ketinggalan bus, supaya gak kelamaan nunggu bus berikutnya dan karena perjalanan menuju kota saja memakan waktu sekitar 1 jam. Karena masih ada waktu sebelum bus berangkat, buru-buru aku ke kantin dekat terminal bus itu, beli air mineral botolan murah kalo disini cuma RM 1.40 di paling ujung counternya dekat KFC dan sekalian deh aku beli KFC Colonel Burger dan 2 pcs chicken takeaway untuk makan di dalam bus, total habis sekitar RM12.

Check In to Ancasa Express @Pudu 4th Floor

Setibanya di Hotel Ancasa Express Pudu dan Check-in, aku puas sekali dengan kamar yang kami dapatkan. Kamar lumayan besar, bersih, dan ada view dari jendela kamar yang bisa melihat ke KL Tower, dimana saat malam KL Tower ini menampakkan lampu2nya yang cantik. Pretty nice view! Belinya pun murah, just one click away thru Agoda.com hehe.. :p

View dari kamar saat malam hari

Karena ngantuk dan kecapean, akhirnya kami istirahat sebentar di kamar sekitar 1 jam-an dan keluar kamar lagi jam 4 sore untuk mencari makan siang (yang sangat telat tentunya). Tidak susah untuk cari makan dari hotel, karena di lantai 4 yang sama, sebelum turun ke bawah kita pasti melewati food court bus station tersebut. Banyak counter2 makanan berjejeran, mulai dari nasi lemak, wantan mie, dan lainnya banyak sekali pilihan, bahkan ada paket-paket lunch yang cukup menggiurkan. Aku mencoba memesan makanan dari salah satu counter, namanya Ben’s Corner. Di sini aku memesan Wantan Mee Dry seharga RM4.60, warnanya gelap, tekstur mie tipis, rasanya agak aneh hampir seperti makan mie yang cuma dikecapin saja, tapi Fried Wantan (Pangsit Goreng) serta Bakso ikan kecil di dalamnya enak lho, boleh juga deh.. 🙂

Wantan Mee Dry

Selepas dari Food court ini, kita naik lift turun ke bawah, dan lanjut berjalan kaki menuju ke Chinatown (Petaling Street), pusat belanja orang lokal Malaysia serta turis yang berdatangan. Bersiap-siap deh klo ke daerah ini, ramenya udah kaya pasar, banyak tenda-tenda di kiri kanan jalan dimana pedagang jualan aneka souvenir, jam tangan, gantungan kunci, kaos T-shirt, tas, dan lain-lain dengan harga yang sangat miring. Tentunya barang-barang ini bukan barang asli atau bermerek, yah hampir seperti kalau kita belanja ke Mangga Dua atau Tanah Abang deh, tapi bedanya ini di jalanan terbuka, panas-panasan, himpit-himpitan dengan orang lain, siap-siap lumer dan pusing saking ramenya! hahaha.. 😀

Pose dulu sebelum masuk Chinatown KL :D

Kali ini aku mengincar satu pedagang jajanan yang rame banget saat itu, Kim Soya Bean namanya. Banyak orang-orang yang beli minuman Soya Bean (susu Kacang) saja, tapi ada juga yang belinya dicampur dengan Cincau (Soya Bean + Cincau). Sambil memperhatikan pembeli2 itu, aku membaca artikel pedagang ini yang sempat dimuat di salah satu koran lokal, ternyata BeanCurd yang biasa disebut Tau Fu Fa ini uenaaak & terkenal sejak dulu kala. Yup, akhirnya aku pun beli ini deh, Tau Fu Fa seharga RM1.40 (di Jakarta biasa disebut Kembang Tahu). Porsinya termasuk banyak juga, disajikan masih panas-panas, dengan kuah jahe yang cair dan enak rasanya, tahunya lembut banget dan rasa air gula merah bercampur jahe yang ringan rasanya, enak sekali. Recommended untuk dicoba!

Tau Fu Fa at Chinatown KL

Selesai jajan, keliling sebentar dan kami pun menuju ke Suria KLCC naik LRT dari Stasiun Pasar Seni (RM1.60 per pax). Been here at Suria KLCC many times, dan udah bosen sih sebetulnya tapi berhubung kedua teman yang ikut kami belum pernah ke luar negeri, jadilah kami sebagai tour guide dadakan tidak berbayar, hahaha… mengajak mereka ke sini, karena dari sini kita bisa melihat secara dekat Petronas Twin Tower yang menjadi ikon negara Malaysia yang sangat populer itu. Waktu paling baik untuk kesini adalah sore hari, jadi setelah puas belanja di dalam mall Suria KLCC yang mewah & luas banget itu, kita bisa lepas lelah duduk-duduk di taman, sambil menikmati udara sore yang sejuk dan melihat air mancur yang cantik di taman. Bahkan banyak orang lokal yang berolahraga jogging di jogging track area taman, serta ada kolam renang juga tak jauh dari taman tersebut.

With Simon at Petronas Twin Tower

Teman aku, Simon Lim who is a young entrepreneur local guy, menghampiri kita yang sedang asik foto2 di taman. Dia baik sekali untuk mengajak kita makan malam dengan makanan orang lokal which is a famous one dan jarang diketahui oleh turis. Ohooooo, very nice, Simon! Why not? Usul yang sangat bagus dan tentu saja, jadi bahan bagus untuk food blog aku, yeaaay! 😀 Akhirnya, dengan semangat 45, puas dengan foto2 disana, kami pun kembali naik LRT menuju stasiun Pasar Seni, dan berjalan kaki lagi menuju Chinatown, Petaling Street. 

Selama ini sudah sering bolak balik mampir ke Chinatown tapi baru sekarang ngeh ternyata di balik daerah dagangan, ada tempat makan enak banget which is famous for local people and tourist! Namanya Portugese Grilled Fish (Ikan Panggang Portugis Istimewa) dekat dengan Hong Leong Bank di perempatan jalan Petaling Street. Bukanya hanya saat dinner time mulai dari jam 5 sore hingga habis. Memang sih tempat makannya seperti makan di kaki lima, tapi ramenya bukan main, hampir saja kita gak dapat tempat duduk.  Untung saja ada 1 meja kecil tersisa di pojokan, karena sudah lapar mata, meja ini pun jadilah kita gunakan haha..

Tampak Suasana Makan di sana

Makanan yang wajib dipesan disini adalah Spicy StingRay (size medium seharga RM11), dan Sotong mixed with Lala (size medium seharga RM15). Cukup murah bukan? Dan ternyata porsi mediumnya cukup banyak juga, bisa untuk makan share 3-4 orang lho.. Biar lebih mantap makannya, kami pun tambah nasi putih seharga RM0.70. Untuk satu menu, kita harus sabar menunggu sekitar 25-30 menit dan juga tergantung antrian saat itu. Juga pembayaran makanan disini harus dilakukan di muka, alias setelah pesan makanan, harus langsung bayar di kasir.

Stingray alias ikan Pari disini emang sudah terkenal sejak puluhan tahun lalu, Ikan Pari dipanggang dengan teknik khusus dimasak di atas bara api, dibungkus dengan alumunium foil dan disajikan panas-panas sekali. Bumbu dari ikan pari ini kental sekali, pedasnya super mantap dan rempah-rempahnya terpadu sempurna, it smells so good dan ada banyak potongan kacang panjang di dalam masakan ini, enak banget dan bikin ketagihan! Menu lainnya, Sotong alias Cumi yang dicampur dengan Lala (sebutan untuk clam alias kerang tahu), bumbu pedasnya juga enak banget! Wajib dicoba!

Spicy StingRay & Sotong mixed with Lala

Peta lokasi Portugese Grilled Fish Petaling Street, KL

Untuk minuman, tidak perlu susah-susah karena persis di dpn stall makanan ini ada penjual minuman Air Mata Kucing yang paling enak yang pernah ada. (Aku sudah cobain banyak minuman ini di sekitar sana, maupun daerah KL lainnya, tapi mmg cuma ini Air Mata Kucing yang paling enak menurutku.. ) Menurut penjualnya, minuman ini dibuat dari campuran buah Kelengkeng dan buah Lo Han Kuo atau biasa orang sebut dengan Buah Kundur. Warna minuman gelap kecoklatan dengan rasa manis alami dari buah2an itu, rasanya segar sekali apalagi minumnya dingin, bagus untuk meredakan panas dalam karena khasiat dari buah Lo Han Kuo tadi. Dengan ice, harganya RM 1.50, sedangkan tanpa ice, harganya jadi RM2. 

Air Mata Kucing - Petaling Street

Last but not least, perjalanan kuliner malam itu berlanjut ke daerah Pasar Seni, di sana ada Kasturi Walk. Namun di tengah perjalanan, kami nyangkut di salah satu pedagang burger yang sangat ramai malam itu. To be continue.. 🙂